Beberapa Sifat Menarik Yang Dimiliki Sindrom Anak Pertama

Sindrom Anak Pertama: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasi

Oldest child syndrome atau sindrom anak pertama memiliki kaitan pada karakteristik spesifik yang dikembangkan oleh seorang anak sebagai pengaruh dari menjadi anak pertama. Banyak anak pertama yang terbiasa menjadi anak tunggal sebelum kelahiran adik kandungnya.

Anak yang paling tua dalam sebuah keluarga pada umumnya berposisi di bawah tekanan yang lebih besar, menjadikan anak pertama lebih merasa cemas. Orangtua pada umumnya memiliki pandangan anak tertua sebagai kakak yang mengayomi dan juga merawat adik adiknya, menjadikan lebih memiliki tanggung jawab.

Pada saat anak kedua lahir, perhatian orang tua akan beralih kepada si kecilmenjadikan membuat anak pertama mau tidak mau harus berprilaku mandiri. Karena hal tersebut sebagian besar kakak kandung memiliki usaha untuk menunjukkan dominasi atas adik adiknya dan juga kerap merasa cemburu pada apa yang mereka peroleh, misalnya seperti perhatian orangtua.

Berikut ini akan ada beberapa sifat menarik yang dimiliki sindrom anak pertama.

  1. Tidak Berekspektasi Terlalu Tinggi

Baik sengaja atau tidak, ekspektasi berlebihan yang ditumpahkan ke pundak anak sulung dapat memberikan tekanan besar. Jika anak sulung menunjukkan sifat-sifat yang gemar menyenangkan hati orang, dia bisa saja merasa sangat buruk atau hancur ketika gagal.

Meskipun karakteristik ini berakar dari kecenderungan perfeksionisme anak sulung, Anda harus mendorong dan memujinya bahkan ketika dia gagal. Biarkan dia gagal dan ajari bagaimana menerima kegagalan ini dengan hati yang lapang. Baru kemudian bantu dia untuk bangkit dan mencoba lagi.

  1. Berikan Banyak Peluang

Kebanyakan orangtua mengharapkan anak pertamanya menjadi panutan bagi para adik. Masalahnya, sedikit yang orangtua sadari akan jumlah tanggung jawab yang ditumpahkan kepadanya. Jangan membebani anak sulung Anda dengan tanggung jawab yang berlebihan.

Sebaliknya, berikan dia banyak peluang untuk tumbuh. Di saat yang bersamaan, orangtua dapat mendorong anak sulung untuk belajar soal kepemimpinan, mengajarinya agar tidak terlalu mendominasi atau mengatur orang lain.

  1. Habiskan Waktu Bersama

Terlepas dari jumlah anak yang Anda miliki, luangkan waktu untuk masing-masing anak. Anak tertua harus diajak bicara dengan cara yang santai dan ramah. Anda dapat mengobrol tentang teman-temannya, pekerjaan sekolah, guru, atau berbagi kenangan masa kecil Anda, dan berbicara dengannya tentang mimpi dan tujuan si sulung.

Melakukan hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri dan kepercayaan yang membuatnya menyadari bahwa terlepas dari adik-adiknya, orangtua membagi cinta dan kasih sayang kepada semua anak dengan rata.

  1. Berikan Hak Istimewa Khusus untuk Anak Tertua

Salah satu dari banyak masalah yang dihadapi anak tertua adalah limpahan perhatian dan kasih sayang yang hanya tertuju kepadanya ketika dirinya merupakan anak tunggal. Ketika sang ibu melahirkan anak lagi, perhatian ini akan bergeser dari si sulung ke adiknya, yang tentunya menjadi perubahan besar bagi anak sulung.

Oleh sebab itu, Anda harus memberi anak sulung beberapa hak istimewa khusus, seperti waktu tidur yang lebih malam, waktu bermain yang lebih lama sepulang sekolah, dan hak suara dalam diskusi keluarga.

Tetapkan beberapa aturan untuk semua anak dan berikan beberapa hak istimewa khusus kepada masing masing anak. Adapun beberapa tanda anak Anda mengalami oldest child syndrome yaitu:

  • Keinginan untuk Memimpin dan Mendominasi
  • Keinginan Konstan untuk Menjadi Sempurna
  • Harga Diri Tinggi
  • Rasa Tertekan Akibat Ekspektasi Orangtua